Apakah kamu secara sadar merasakan perubahan/perbedaan iklim kini dibanding 10
tahun lalu? Apakah kamu merasakan ketidakteraturan musim/cuaca
akhir-akhir ini? Jika ya, berarti kamu sependapat dengan wakil dari
sebanyak 189 negara anggota PBB yang concern dan aware terhadap adanya
perubahan lingkungan hidup dan berkepentingan untuk mengadakan
konferensi internasional mengenai perubahan iklim di Bali 3 - 14
Desember 2007 lalu guna membahas dampak pemanasan global. Pertemuan ini
merupakan pertemuan lanjutan untuk mendiskusikan persiapan
negara-negara di dunia untuk mengurangi efek gas rumah kaca setelah
Protokol Kyoto kadaluarsa pada tahun 2012.
Saat qu ke batam kemarin qu bangga sekali melihat pulau kecil disana. Semua Hutan diLindungi oleh pemerintah dan disepanjang jalan yang kami lewati sisi kanan dan kiri masih penuh dengan penghijauan atau pelestarian hutan. Disana hutan-hutan di lindungi dan syarat membuat perumahan harus dibawah jalan raya tidak seperti kawasan Jakarta dansekitarnya yang sisi jalan sesak di penuhi oleh pemukiman-pemukiman liar.
seharusnya para pemerintah sangat memperhatikan hutan lindung yang ada disekitar kota.
Apa itu efek gas rumah kaca (green house effect)?
HARI BUMI DAN ETIKA EKOLOGIS oleh Bernard T.F Pangaribuan, S.Hut
Pada
dasarnya kehidupan di bumi ini eksis karena adanya efek gas rumah kaca
atau dengan kata lain kehidupan di bumi tidak akan pernah ada tanpa
jasa efek gas rumah kaca. Sejatinya, efek rumah kaca merupakan proses
alami yang terjadi sehingga memungkinkan kelangsungan hidup bagi semua
makhluk di bumi. Tanpa adanya gas rumah kaca, seperti karbondioksida
(CO2), metana (CH4), atau dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi
akan berkisar -33 derajat Celcius.
Energi dari matahari memacu cuaca
dan iklim bumi serta memanasi permukaan bumi; sebaliknya bumi
mengembalikan energi tersebut ke angkasa. Gas rumah kaca pada atmosfer
(uap air, karbondioksida dan gas lainnya) menyaring sejumlah energi
yang dipancarkan sekaligus menahan panas seperti rumah kaca. Tanpa efek
rumah kaca alami ini maka suhu akan lebih rendah dari yang ada sekarang
dan kehidupan seperti yang ada sekarang tidak mungkin ada. Jadi gas
rumah kaca menyebabkan suhu udara di permukaan bumi menjadi lebih
nyaman sekitar 60°F/15°C. Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang
dikelilingi gelas kaca. Panas matahari masuk ke bumi dengan menembus
gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap
oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi
gelombang panjang. Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan
kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap di
dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca (green house) di
pertanian, ruangan kaca memang berfungsi menahan panas untuk
menghangatkan/menstabilkan suhu dalam rumah kaca.
HARI BUMI DAN ETIKA EKOLOGIS oleh Bernard T.F Pangaribuan, S.Hut
Secara
ringkas efek rumah kaca dapat kita analogikan dengan sederhana. Sudah
pasti diantara kita sudah pernah merasakan bagaimana ketika pertama
kali memasuki sebuah mobil yang diparkir di tempat yang panas. Suhu di
dalam mobil akan terasa lebih panas daripada suhu di luar, karena
energi panas yang masuk ke dalam mobil terperangkap di dalam dan tidak
bisa keluar. Pada kondisi yang normal, efek gas rumah kaca adalah baik
karena dengan demikian bumi akan menjadi lebih hangat dan dapat menjadi
tempat hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Tanpa efek gas rumah
kaca, bagian bumi yang tidak terkena sinar matahari akan menjadi sangat
dingin seperti di dalam freezer kulkas kita (-200C). Sejarah
terbentuknya bumi hingga bisa ditempati oleh manusia seperti saat ini
sebenarnya tak lepas dari jasa efek gas rumah kaca.
HARI BUMI DAN ETIKA EKOLOGIS oleh Bernard T.F Pangaribuan, S.Hut
Kalau
begitu, mengapa efek gas rumah kaca begitu sangat ditakuti? Mengapa
efek gas rumah kaca menjadi masalah global? Mengapa efek gas rumah kaca
sampai menyentuh ranah politik dunia?
Masalah kemudian yang timbul
adalah ketika terjadi peningkatan konsentrasi gas rumah kaca pada
atmosfer bumi. Mengapa konsentrasi gas rumah kaca bertambah?
Peningkatan konsentrasi gas ini diduga kuat karena sejak awal revolusi
industri, konsentrasi CO2 pada atmosfer bertambah mendekati 30%,
konsentrasi metan melebihi dua kali lipat, konsentrasi asam nitrat
bertambah 15%. Penambahan tersebut telah meningkatkan kemampuan
menjaring panas pada atmosfer bumi. Para ilmuwan umumnya percaya bahwa
pembakaran bahan bakar fosil dan kegiatan manusia lainnya merupakan
penyebab utama dari bertambahnya konsentrasi karbondioksida dan gas
rumah kaca. Sumber-sumber emisi karbondioksida secara global dihasilkan
dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara): 36% dari
industri energi (pembangkit listrik/kilang minyak, dll), 27% dari
sektor transportasi, 21% dari sektor industri, 15% dari sektor rumah
tangga & jasa, 1% dari sektor lain -lain. Sumber utama penghasil
emisi karbondioksida secara global ada 2 macam. Pertama, pembangkit
listrik bertenaga batubara. Pembangkit listrik ini membuang energi 2
kali lipat dari energi yang dihasilkan. Misalnya, energi yang digunakan
100 unit, sementara energi yang dihasilkan hanya 35 unit. Maka, sisa
energi yang terbuang sebesar 65 unit! Setiap 1000 megawatt yang
dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batubara akan mengemisikan
5,6 juta ton karbondioksida per tahun! Kedua, pembakaran kendaraan
bermotor dan bermobil. Kendaraan yang mengkonsumsi bahan bakar sebanyak
10 liter per 100 km dan menempuh jarak 20 ribu km, maka setiap tahunnya
akan mengemisikan 4 ton karbondioksida ke udara! Bayangkan berapa ton
CO2 yang disumbangkan kendaraan yang masuk ke atmosfer setiap tahun?
HARI BUMI DAN ETIKA EKOLOGIS oleh Bernard T.F Pangaribuan, S.Hut
Konsekuensi yang kita terima!
HARI BUMI DAN ETIKA EKOLOGIS oleh Bernard T.F Pangaribuan, S.Hut
Pemanasan
global akibat efek gas rumah kaca berdampak langsung bagi kenaikan
permukaan laut yang membawa dampak luas bagi manusia; terutama bagi
penduduk yang tinggal di dataran rendah, di daerah pantai yang padat
penduduk di banyak negara dan di delta-delta sungai. Negara-negara
miskin akan dilanda kekeringan dan banjir. Salah satu perkiraan adalah
bahwa sekitar tahun 2020 sebagian penduduk dunia terancam bahaya
kekeringan dan banjir. Negara-negara miskin akan menderita luar biasa
akibat perubahan iklim, sebagian karena letak geografisnya dan juga
karena berkurangnya sumber daya alam karena terpakai untuk penyesuaian
dengan perubahan dan melawan dampaknya.
Manusia dan spesies lainnya
di planet ini sudah menderita akibat perubahan iklim. Proyeksi ilmiah
menunjukkan adanya perluasan dan peningkatan penderitaan, misalnya,
tekanan panas, bertambah dan berkembangnya populasi serangga yang
menyebabkan penyakit tropis baik di utara maupun selatan katulistiwa.
Juga adanya bencana kerawanan pangan yang makin meningkat.
HARI BUMI DAN ETIKA EKOLOGIS oleh Bernard T.F Pangaribuan, S.Hut
Para
ahli mengemukakan bahwa panen makanan pokok seperti gandum, beras dan
jagung dapat merosot sampai 30% dalam 100 tahun mendatang akibat
pemanasan global. Kecemasan bahwa para petani akan beralih tempat
olahan ke wilayah pegunungan yang lebih sejuk, akan menyebabkan
konversi hutan dan terancamnya kehidupan hayati di hutan dan
deteriorasi mutu serta kuantitas suplai air. Penemuan baru ini
menunjukkan bahwa sebagian besar dari rakyat pedesaan di negara
berkembang sudah mengalami dan menderita kelaparan dan gizi buruk akut
(malnutrisi).
HARI BUMI DAN ETIKA EKOLOGIS oleh Bernard T.F Pangaribuan, S.Hut
Biaya
tahunan untuk menangkal pemanasan global dapat mencapai hingga 300
miliar dollar. Jika pemimpin politik kita dan pembuat kebijakan politik
tidak bertindak cepat, ekonomi dunia akan menderita kemunduran serius.
Selama dekade lalu bencana alam telah mengeruk dana sebesar 608 milliar
dollar.
HARI BUMI DAN ETIKA EKOLOGIS oleh Bernard T.F Pangaribuan, S.Hut
Apa yang bisa kita lakukan?
HARI BUMI DAN ETIKA EKOLOGIS oleh Bernard T.F Pangaribuan, S.Hut
Dalam
rangka memperingati Hari Bumi ke-38 yang jatuh pada tanggal 22 April
tahun ini, kiranya instropeksi dan evaluasi diri sendiri merupakan hal
yang relatif lebih bermanfaat dibandingkan dengan keikutsertaan dalam
bentuk kegiatan yang seremonial belaka. Apakah kita sudah pernah
berperan aktif dalam kegiatan nyata di lapangan? Apakah kita sudah
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar kita? Apakah
kita sudah memiliki rencana di masa yang akan datang? Apakah kita akan
merubah perilaku dan kebiasaan jelek dan berbalik mengapresiasi
lingkungan sekitar kita?
Untuk dapat berperan dalam aksi
penyelamatan lingkungan kita sebagai awam tidak perlu harus terlebih
dulu mengerti tentang apa itu pemanasan global atau efek rumah kaca
atau bagaimana bentuk skim perdagangan karbon (carbon trade) yang
sungguh terasa sangat njlimet dan membingungkan! Secara sederhana dan
tanpa didukung analisis lingkungan sekalipun terpapar jelas fakta di
depan mata dan dapat dirasakan langsung bagaimana bencana ekologis yang
semakin rajin menggerogoti dengan intensitas yang lebih besar dan
menimbulkan tragedi bagi penghuni bumi.
Bagaimana sebaiknya kita
berperan serta sebagai parapihak yang selama ini –sadar atau tidak-
menikmati kestabilan lingkungan tempat kita berada? Bagaimana sebaiknya
kita mengambil peran tanggungjawab terhadap anomali alam yang semakin
kerap bertandang? Tentunya kita tidak akan cepat-cepat mengambil
keputusan untuk berpindah rumah hanya karena atap rumah kita banyak
yang bocor tapi adalah lebih bijaksana apabila kita segera
memperbaikinya.
HARI BUMI DAN ETIKA EKOLOGIS oleh Bernard T.F Pangaribuan, S.Hut
Gaya Hidup Sebagai Landasan
HARI BUMI DAN ETIKA EKOLOGIS oleh Bernard T.F Pangaribuan, S.Hut
Fakta
menunjukkan bahwa kondisi genting dari bumi kita sekarang ini lebih
disebabkan oleh konsumsi berlebihan, bukan oleh 80% penduduk miskin di
2/3 belahan bumi, tetapi oleh 20% penduduk kaya yang mengkonsumsi 86%
dari seluruh sumber alam dunia. Keutuhan lingkungan yang nyata hanya
akan dicapai dengan upaya terpadu dari semua pihak. Krisis lingkungan
pada dasarnya adalah krisis nilai. Kita membutuhkan suatu model sikap
untuk melihat dunia secara berbeda. Lepas dari perubahan-perubahan yang
ada kita dapat mulai dari gaya hidup kita sebagai landasan, hal ini
penting karena kita bekerja demi mengubah kebijaksanaan pada level
nasional bahkan internasional.
HARI BUMI DAN ETIKA EKOLOGIS oleh Bernard T.F Pangaribuan, S.Hut
Pada
kesempatan ini, sah-sah saja kalau kita berpikir secara global tapi
kemudian bertindak secara lokal! Bukan sebaliknya bertindak secara
global namun berpikiran lokal!
Untuk menyambut dan merayakan
(tentunya dengan keprihatinan) hari bumi ke-38 yang jatuh pada 22 April
2008, tentunya akan lebih bermakna bila diikuti dengan aksi nyata dalam
kehidupan sehari-hari. Secara pribadi dan dalam komunitas masyarakat
kita dapat mempraktekkan hal-hal berikut: mendaur ulang segala yang
dapat didaur ulang: plastik, kupasan buah segar dan sayur mayur, kertas
dan kardus, gelas dan kaleng. Belajar dan mulailah dengan membuat
kompos menjadi pupuk alam untuk tanah. Mendorong industri kerajinan
untuk menjalankan tanggungjawab bagi daur ulang bahan-bahan sisa dan
alat-alat elektronik.
Hemat dalam menggunakan air, mengurangi
pembakaran barang-barang yang tidak dapat didaur ulang, mengurangi
emisi CFC dan emisi pengganti CFC dengan tidak menggunakan aerosol dan
menggunakan energi efisien, mengurangi penggunakan listrik dengan
menggunakan lampu hemat energi.
Mengingatkan pemerintah setempat
akan komitmen mereka untuk mendaur ulang dan mengurangi pemborosan
serta mempertahankan hukum daur ulang dan pemborosan agar tetap
relevan. Mengingatkan otoritas setempat untuk memelihara listrik dan
menggunakannya dalam sistem yang efisien. Mengingatkan serta mendukung
pemerintah akan komitmen mereka pada deklarasi dan protokol-protokol
demi lingkungan hidup.
HARI BUMI DAN ETIKA EKOLOGIS oleh Bernard T.F Pangaribuan, S.Hut
Selamatkan Hutan
HARI BUMI DAN ETIKA EKOLOGIS oleh Bernard T.F Pangaribuan, S.Hut
Salah
satu sektor yang mendapat perhatian sangat intens dan sekaligus menjadi
scapegoat adalah masalah perlindungan dan pengamanan bagi pelestrian
hutan yang ternyata tidak hanya sekedar melakukan kegiatan rehabilitasi
dan restorasi lahan kritis, pencegahan kebakaran, penanggulangan
pencurian kayu dan penyerobotan lahan, dll tapi substansi penyelamatan
hutan lebih jauh lagi adalah menyangkut penyelamatan akal sehat dari
manusia-manusia egosentrik, hipokrit dan primordialisme sektoral yang
cetek. Sekalipun kamu tidak dapat berbuat banyak dalam kampanye ini,
tapi tentu saja kamu bisa saja berbuat/bertindak melalui tindakan
mencegah timbulnya niat (buruk)/preemptif dengan menjaga akal sehat dan
nurani kamu.
Kita bisa berperan serta dan aktif menyelamatkan bumi dengan cara menjaga akal sehat dan nurani!
.^_^.
0 komentar:
Posting Komentar