Naiknya suhu udara di
Tanah Air sungguh terasa akhir-akhir ini, khususnya di kota-kota besar.
Akibatnya, tak sedikit orang hingga instansi yang berbondong-bondong memasang
pendingin udara atau AC.
Ini berarti, kita tak
hanya akan menghabiskan sepanjang hari tanpa rehat menghirup udara dari AC di
kantor, tapi juga di rumah dan tempat lainnya seperti mal. Tahukah Anda,
penggunaan AC dalam jangka panjang menimbulkan lebih banyak kerugian terhadap
kesehatan ketimbang manfaatnya.
Sebuah ruangan ber-AC
diibaratkan gurun pasir kering dan gersang. Kondisi itu tercipta karena AC
menarik kelembapan udara dalam sebuah ruangan. AC pun tidak selektif tentang
udara air dihisap di luar. Secara otomatis, AC juga menarik kelembapan kulit
dan menyebabkannya menjadi kering. Ketika terlalu kering, kulit akan terasa
gatal dann kondisi itu bisa menjadi lebih buruk.
AC menghilangkan
kelembapan udara di dalam ruangan dan menipiskan lapisan luar epidermis kulit.
Kehilangan kelembapan secara konstan pada jaringan di bawah kulit menyebabkan
kulit mengelupas, kering dan pecah-pecah. Padahal air merupakan unsur penting
untuk menjaga aliran darah yang juga mempertahankan elastisitas kulit.
Ketika AC mengurangi kadar
air atau kelembapan dari ruangan, kulit pun mulai mengerut. Kulit pun menjadi
rentan sehingga mudah berkeriput. Semua itu pastinya mempercepat proses penuaan
dan Anda tentu tak menginginkan hal tersebut.
Suhu AC yang kelewat dingin dan semburan udaranya yang
langsung mengenai wajah, kepala, dan leher dalam waktu lama (misalnya saat
tidur malam), menyebabkan beberapa gangguan saraf. Semburan udara langsung
tersebut bisa dari AC dan kipas angin. Menurut Dr. Wendra Ali.Sp.S, spesialis
saraf di RS Internasional Bintaro, berbagai gangguan itu antara lain:
Bell's palsy (kelumpuhan
wajah sesisi)
Penyakit ini menyebabkan terjadinya pembengkakan saraf
wajah (saraf ke-7)satu sisi.Biasanya penderita akan merasa salah satu matanya
pedih ketika cuci muka, karena mata itu tak dapat dipejamkan. Ia juga sulit
berkumur, mulutnya miring/mencong, bicaranya pelo, saat minum airnya akan
meler, dan pengecapan lidah berkurang.
Penemuan terakhir menunjukkan adanya kemungkinan infeksi
virus yang terbawa oleh udara atau angin. Penyakit ini sering dijumpai dan
biasanya menyerang remaja dan dewasa muda. Bila terjadi pada orang tua harus
dipikirkan kemungkinan gejala stroke. Bell's palsy dapat disembuhkan bila cepat
ditangani. Terapinya bisa dengan obat antiinfla-masi/antiedema, antivirus dan
vitamin saraf. Penderita juga harus melakukan senam muka (facial exercise).
Pasien biasanya akan pulih dalam waktu 1 - 6 minggu.
Tortikolis (leher tengeng/salah
bantal)
Penyakit ini biasanya terjadi saat orang bangun tidur.
Penderita merasa lehernya kaku, tidak bisa menengok kesatu sisi, juga nyeri
seperti disetrum bila dipaksakan bergerak.
Bila bicara atau batuk akan terasa sakit. Penyakit ini
dapat diobati dengan suntikan pada titik-titik nyeri di leher serta pemberian
obat antiradang. Bila perlu bisa dilakukan terapi pemanasan.
Frozen shoulder (bahu
beku)
Penyakit ini biasanya timbul di saat bangun tidur pagi.
Penderita tidak sanggup menggosok gigi dan menyisir rambut karena pergelangan
bahunya terasa sakit bila lengan diangkat atau digerakkan. Bila tidak diobati
tentu akan membatasi pergerakan bahu, dan bila penyakitnya menahun perlu
dilakukan tindakan operasi. Pengobatannya terdiri dari pemberian obat
anti-radang, anti nyeri dan suntikan pada pergelangan bahu. Juga perlu terapi
pemanasan ditambah latihan bahu.
Carpal tunnel syndrom
Adalah penyakit dengan gejala kesemutan dan nyeri pada
tangan terutama 3 pertama (ibu jari, telunjuk, dan jari tengah). Gejala akan
lebih terasa pada malam hari dalam ruang ber-AC. Gejala itu disebabkan adanya
pembengkakan saraf yang melewati terowongan di pergelangan tangan. Penyakit ini
dapat disembuhkan bila cepat ditangani. Dr. Wendra menambahkan, suhu dingin AC
berbahaya bagi penderita rematik. Pada penderita migren pun AC bisa memicu
kekambuhan
0 komentar:
Posting Komentar